Cosplay in The Midnight

30.5.12 1 komentar
 Tadi sore tiba-tiba saja aku mendapat sms dari temanku, sesama pecinta alam gaib cosplay (costum player), sebut saja namanya Himangel Lawliet mengajakku untuk melakukan coplay. Ngga tanggung-tanggung thu makhluk ngajak cosplay dalam jangka waktu kurang dari 3 hari sedangkan aku ngga punya persiapan apa-apa. Memang sih cosplay kerap kali menjadi topik perbincangan yang hangat di bulan Mei antara kami berdua. Pokoknya tiada hari tanpa memikirkan cosplay. Bahkan kami sempat berencana membuat tambahan kostum bulan ini, sayangnya tukang jahit kami lagi banyak order terpaksa kami undur rencana buat kostum yang maunya kujadikan ajang pamer di cosplay berikutnya.
 Awalnya saya ingin membuat kostum Sakura Hinoki dalam serial Tsubasa Reservoir Chronicle (TRC) karya komikus favoritku CLAMP. Hanya saja pembuatannya bisa dibilang rumit dan sangat detail. Untuk membuat kostumnya dikatakan perlu waktu 2 bulan. Saya sangat excited dengan pembuatan kostum itu dan saya sudah bertekad mengumpulkan uang untuk membuat kostum itu dengan baik.
 Rencana kedua masih di luar angan, saya berencana membuat costum Tifa Lockheart dari serial Final Fantasy VII: Advent Children. Saya sangat sangat menggemari tokoh ini. Dikatakan Tifa Lockeheart adalah seorang wanita cantik, jago bela diri dan merupakan teman masa kecil Cloud Strife, superhero di serial tersebut. kelembutan wajah Tifa dan gaya bertarungnya yang anggun namun tajam membuat saya bertekad untuk membuat kostumnya dengan teliti. Suatu saat nanti pasti akan saya pamerkan jika sudah jadi nanti.
Kembali pada hari ini, saya kelabakan menyiapkan kostum yang notabene hanya diberi waktu sehari untuk menyiapkannya. Saya memutuskan untuk menjadi Misa Amane dalam serial Death Note, sebuah manga dan movie yang terkenal dengan buku sakti pembunuh manusia. Lalu kenapa saya memilih Misa? Alasan klasik yaitu karena saya bisa meminjam baju  Hima! Kekeke. Tapi rupanya ada masalah lain lagi. Jika hanya kami berdua yang datang meramaikan acara tersebut, sudah barang tentu acaranya akan menjadi acara super membosankan yang dihadiri duo aneh berpakaian Goth Loli (saya sebagai Misa dan rencananya Hima akan mengenakan kostum Chii dalam Chobits). Mengantisipasi hal tersebut akhirnya saya memutuskan merekrut dua orang lagi memeriahkan suasana dimana salah satunya adalah adikku, Milda.
 Bingung tentang peran yang diberikan pada Milda karena minimnya tokoh wanita pada serial Death membuat saya memutuskan untuk menyulap adik saya menjadi kembaran saya nanti, Misa. Milda adalah anak ingusan yang sangat awam dengan dunia per-cosplay-an. Satu-satunya hal yang dapat menarik perhatiannya untuk mengikuti acara ini adalah adanya Andry, teman sekelasnya yang turut ambil peran sebagai Lawliet. Andry adalah seorang anak ababil SMP, teman sekelas Milda yang terkenal dengan parasnya yang tampan sayang dia masih SMP #gigitdeathnote.
 Karena tidak ada persiapan apapun buat Milda, saya pun akhirnya bergerilya mencari kostum buatnya, karena menurut saya tidak terlalu susah mencari bahan-bahannya. Tapi ternyata persiapan yang diperlukan lumayan menguras waktu dan tenaga, hal itu bahkan membuat saya sedikit frustasi dan hampir menyerah. Tapi rupanya Tuhan memberi saya kesempatan memperkenalkan dunia cosplay pada adik saya, dan persiapan itupun selesai tepat pukul 00.00 hari esoknya. Kekeke.
 Tapi curcol sedikit, saya jujur agak kecewa dengan respon teman-teman kampus saya mengenai sikap mereka dalam menilai seorang cosplayer. Saya yang newbie saja sudah mampu melihat beberapa diantara mereka yang mengaku hidupnya sangat realistis tanpa banyak imajenasi seperti kami menganggap bahwa cosplay itu seolah sampah yang harus dimusnahkan dari muka bumi dan patut disembunyikan layaknya aib. Mereka bahkan ada yang terang-terangan malu berteman dengan seorang cosplayer karena menganggap  akan tertular ke"alay"an ke"gila"an kami. Pada intinya, saya merasa sebagian teman-teman saya mengintimidasi kehadiran cosplayer. Meskipun kami calon dokter, saya rasa sangat wajar jika orang seperti saya dan hima memiliki passion yang berbeda daripada mereka. Sejujurnya saya sangat kasihan pada mereka yang hanya bisa menilai sepenggal keberadaan cosplayer di antara makhluk-makhluk medis lainnya karena mereka pada dasarnya tidak memiliki Passion of Life. Mereka hanya menunggu hidup mereka mengalir seperti air, padahal tantanganlah yang mendewasakan kita. Setuju?

1 komentar:

  • ciptanirmala mengatakan...

    asik2 ada link ke blog ma, hoho *joged2 iwak peyek*
    ngahahha guess, fotomu yang di bawah pasti mamerin gelang yang kamu siapin ampe jam 12 malem, awas setelah jam 12 berubah jadi gelang labu, ngahhaha...
    duh masalah orang2 katrok yang ngatain ma freakz mah cuekin aja, buat apa ngurusin pendapat orang yang ga ngerti cosplay, mereka ga ngeh aja kalo banyak fotografer2 yang ma ajak temenan di fb, tanpa ma ajakin malah minta diajakin ke acara cosplay, itu baru namanya orang yang harus dipeduliin, karena mereka tahu seni, nd kita bisa dijeprat-jepret, daripada diomongin ga penting, mbuaahahha hidup cosplay! yeaaah! coblos saya jadi gubernur dki!! yeaah!

 

©Copyright 2011 Happily Ever After | TNB