Ini bukan pertama kali saya melihat mata tuanya menitikan air mata. Bukan juga yang kedua kalinya. Beliau menangis bukan karena beliau orang yang rapuh. Beliau orang yang paling tegar yang pernah saya kenal. Lalu, apa yang harus saya lakukan saat Beliau menangis
Ibu saya pernah bilang, "Ayu, kalau mencari jodoh, cari jodoh yang baik," dan saya selalu mengabaikan nasihat itu. Sampai akhirnya saya mengerti mengapa Beliau selalu menasihati saya terus seperti itu. Saya merasa tersentak saat mengalami kejadian hari ini, saat melihat Beliau menangis.
Mungkin kalian semua bertanya mengapa pertahanan Beliau sekarang akhirnya tumbang. Beliau terlalu lama bertahan melawan keinginannya sendiri untuk marah. Meredam emosi semenjak beliau harus dinikahkan dengan hasil perjodohan. Saya bahkan tak bisa membayangkan bagaimana rasanya mati rasa seperti yang Beliau alami selama ini.
Tapi Beliau masih mencintai saya. Mencintai saya, anak dari seorang yang dijodohkan dengannya. Mencintai saya dan adik saya dengan segenap jiwa raganya. Saya sampai malu karena yang bisa saya lakukan hanya merangkulnya saat Beliau merasa ingin menyerah. Saya bahkan tak cukup punya keberanian untuk ungkapkan kebenaran, atas pengkhiatan ayah saya,
Ingin rasanya membisikinya "Ibu, Ayu gak ingin Ibu berlapang dada untuk sekian kali. Yang Ayu inginkan cuma kebahagiaan Ibu."
Nyatanya kalimat itu tak pernah terucap dari bibirku.
Tapi yang pasti jawaban dari ibu saya pasti akan tetap sama "Terima Kasih," yang membuatku tak ingin melepaskan pelukannya dan menangis bersamanya
Ibu saya pernah bilang, "Ayu, kalau mencari jodoh, cari jodoh yang baik," dan saya selalu mengabaikan nasihat itu. Sampai akhirnya saya mengerti mengapa Beliau selalu menasihati saya terus seperti itu. Saya merasa tersentak saat mengalami kejadian hari ini, saat melihat Beliau menangis.
Mungkin kalian semua bertanya mengapa pertahanan Beliau sekarang akhirnya tumbang. Beliau terlalu lama bertahan melawan keinginannya sendiri untuk marah. Meredam emosi semenjak beliau harus dinikahkan dengan hasil perjodohan. Saya bahkan tak bisa membayangkan bagaimana rasanya mati rasa seperti yang Beliau alami selama ini.
Tapi Beliau masih mencintai saya. Mencintai saya, anak dari seorang yang dijodohkan dengannya. Mencintai saya dan adik saya dengan segenap jiwa raganya. Saya sampai malu karena yang bisa saya lakukan hanya merangkulnya saat Beliau merasa ingin menyerah. Saya bahkan tak cukup punya keberanian untuk ungkapkan kebenaran, atas pengkhiatan ayah saya,
Ingin rasanya membisikinya "Ibu, Ayu gak ingin Ibu berlapang dada untuk sekian kali. Yang Ayu inginkan cuma kebahagiaan Ibu."
Nyatanya kalimat itu tak pernah terucap dari bibirku.
Tapi yang pasti jawaban dari ibu saya pasti akan tetap sama "Terima Kasih," yang membuatku tak ingin melepaskan pelukannya dan menangis bersamanya
Love and Big Hug for You, Mom!
Be strong please!
Be strong please!
8 komentar:
semangat y yu...
cm km m adikmu yg bs nyemangatin ibumu..
*emuah
ibu selalu tahu apa yg terbaik buat puterinya.
keberadaanmu secara tak langsung pasti akan menguatkannya ^^
semangat
makasi banyak kawan...
*nangis tersedu-sedu*
enaknya yg bisa deket sama ibunda
aku gak terlalu,huhuhuhuhu
Sabar ya sayang....
Selalu kuat untuk Ibu dan adikmu. Tabah menhadapi semuanya. Tuhan ngga tidur, Tuhan tahu apa yang sedang dialami umatnya, Tuhan akan adil Ayu.
Jangan lelah untuk selalu berdoa. Tersenyum untuk menyemangati Ibu kamu.
Peluk jauh dari Bogor.
salam kenal mbak...
bunda adalah sosok manusia penuh dengan kasih syang yg luas, dia selalu ingin yg terbaik buat aanak²nya
Sukses Slalu!
yuwx2...ni kedua kalinya ma baca postingan sendu di blog u... hoh *jleb, jleb, jleb* gbu...
Posting Komentar